Semakin lama semakin bergetar. Namun, etah kenapa saya tidak ingin mendekatinya seperti yang kaum Adam lakukan. Apa karena saya hanya mengaguminya, atau pun hanya iseng-iseng dengannya? Wallahu a'lam. Berhubung Mas Rifa'i mengarang buku Perfect Muslimah, saya terselit ide untuk memberikan buku itu untuknya. Maksud punya maksud pasti dikira ingin mendapatkan perhatiannya, tapi kayaknya memang iya, wkwkwkwk :D. Tapi ini beda, saya tidak ingin memberikannya langsung, tidak ingin sms dia walaupun diberi nomor HPnya, saya hanya ingin menjadi pengagum terselebungnya.
Harapannya bukan hatinya yang ku dapat. Saya hanya ingin Allah memberi petujuk agar Muslimahnya semakin sempurna, kalau tidak mungkin, sekiranya mendekati. Terlebih lagi kalau dia mau menebar kebaikan yang di anugerahkan kepadanya ke kerabat-kerabat maupun sesamanya. Zaman seperti ini memang sulit, tapi itu sudah menjadi tugas semua ummat. Cobaan silih berganti, itu pasti. Masalah tak kunjung usai, itu juga pasti hadir.
Kabar baiknya, dia tidak menolak pemberian buku tersebut. Mungkin Allah menujukkan sifat Maha Menghendaki-Nya. Temannya ada yang sudah tau kalau buku itu dari anak elektro yang sering memanggil-manggil Dita, mungkin Dita lupa, makanya dia sedikit penasaran. Kubiarkan sajalah, hehe... Saya tidak ingin berkenalan langsung dengannya. Biarkan Allah yang menentukan waktu yang tepat untuk saling mengenal. Lantas, kalau ternyata Allah tidak menghendaki? Ya harus tetap Alhamdulillah, berarti dia bukan jodohku. Yang ku harapkan kan hanya jika dia sudah baik, biar menjadi baik, jika belum baik, biar menjadi baik.
Apa rencana selanjutnya? Mungkin seperti rencana sebelumnya. Akan saya beri buku di semester depat yang mungkin tidak bernuansa cinta-cintaan :D. Cenderung lebih mengena pada semua aspek kehidupan. Modus lagi? Ya tidak lah, kan bisa dibilang berdakwah, menebar kebaikan yang diturunkan oleh Sang Kuasa. Diacuhkan atau dianggap, itu urusanku dengan Alah Ta'ala. Semoga dia tetap menutup auratnya dengan sempurna, buka hanya takwa diluar, tetapi juga hati, pikiran, dan juga perbuatan. Menundukkan mata kepada lelaki agar waspada mengeluarkan syahwat, berusaha tetap lembut layaknya Khadijah tetapi tetap tegas.
Harapannya bukan hatinya yang ku dapat. Saya hanya ingin Allah memberi petujuk agar Muslimahnya semakin sempurna, kalau tidak mungkin, sekiranya mendekati. Terlebih lagi kalau dia mau menebar kebaikan yang di anugerahkan kepadanya ke kerabat-kerabat maupun sesamanya. Zaman seperti ini memang sulit, tapi itu sudah menjadi tugas semua ummat. Cobaan silih berganti, itu pasti. Masalah tak kunjung usai, itu juga pasti hadir.
Kabar baiknya, dia tidak menolak pemberian buku tersebut. Mungkin Allah menujukkan sifat Maha Menghendaki-Nya. Temannya ada yang sudah tau kalau buku itu dari anak elektro yang sering memanggil-manggil Dita, mungkin Dita lupa, makanya dia sedikit penasaran. Kubiarkan sajalah, hehe... Saya tidak ingin berkenalan langsung dengannya. Biarkan Allah yang menentukan waktu yang tepat untuk saling mengenal. Lantas, kalau ternyata Allah tidak menghendaki? Ya harus tetap Alhamdulillah, berarti dia bukan jodohku. Yang ku harapkan kan hanya jika dia sudah baik, biar menjadi baik, jika belum baik, biar menjadi baik.
Apa rencana selanjutnya? Mungkin seperti rencana sebelumnya. Akan saya beri buku di semester depat yang mungkin tidak bernuansa cinta-cintaan :D. Cenderung lebih mengena pada semua aspek kehidupan. Modus lagi? Ya tidak lah, kan bisa dibilang berdakwah, menebar kebaikan yang diturunkan oleh Sang Kuasa. Diacuhkan atau dianggap, itu urusanku dengan Alah Ta'ala. Semoga dia tetap menutup auratnya dengan sempurna, buka hanya takwa diluar, tetapi juga hati, pikiran, dan juga perbuatan. Menundukkan mata kepada lelaki agar waspada mengeluarkan syahwat, berusaha tetap lembut layaknya Khadijah tetapi tetap tegas.